Rabu, 30 September 2009

Ciri Khas Makanan Jepang


Bahan makanan

Pada umumnya, bahan-bahan masakan Jepang berupa: beras, hasil pertanian (sayuran dan kacang-kacangan), dan makanan laut. Bumbu berupa dashi yang dibuat dari konbu, ikan dan shiitake, ditambah miso dan shōyu. Berbeda dengan masakan negara-negara lain, makanan Jepang sama sekali tidak menggunakan bumbu berupa rempah-rempah dari biji-bijian (merica) atau penyedap yanng mengandung biji (seperti cabai) yang harus ditumbuk atau dihaluskan. Masakan Jepang juga tidak menggunakan bumbu yang berbau tajam seperti bawang putih. Kacang kedelai merupakan bahan utama makanan olahan. Penyedap biasanya berupa sayur-sayuran beraroma harum yang dipotong-potong halus atau diparut. Masakan Jepang umumnya rendah lemak, tapi mengandung kadar garam yang tinggi.

[sunting] Bumbu

Masakan Jepang mengenal 5 bumbu utama yang harus dimasukkan secara berturutan sesuai urutan sa-shi-su-se-so yang merupakan singkatan dari:

Sesuai dengan peraturan sa-shi-su-se-so, gula pasir adalah bumbu yang dimasukkan pertama kali, diikuti garam, cuka, kecap asin, dan miso.

Penyajian makanan

Makanan utama di Jepang terdiri dari nasi (kadang-kadang dicampur palawija), sup dan lauk. Lain halnya dari masakan Cina atau masakan Eropa, masakan Jepang tidak mengenal tahapan (course) dalam penyajian. Dalam budaya makan Eropa atau Cina, makanan disajikan secara bertahap, mulai dari hidangan pembuka, sup, hidangan utama, dan diakhiri dengan hidangan penutup. Masakan Jepang dihidangkan semuanya secara sekaligus. Dalam hal penyajian hidangan, dalam masakan Jepang tidak dikenal perbedaan antara tata cara penyajian di rumah dengan tata cara penyajian di restoran. Jamuan makan dan kaiseki merupakan pengecualian karena makanan disajikan secara bertahap.

Dalam hal menikmati makanan, masakan Jepang bisa dengan mudah dibedakan dari masakan Eropa atau masakan Cina. Rasa dicampur sewaktu makanan Jepang berada di dalam mulut. Asinan sayur-sayuran mungkin terasa terlalu asin kalau dimakan begitu saja, namun asinan terasa lebih enak ketika dimakan dengan nasi putih. Dalam masakan Jepang, bahan makanan tidak diolah secara berlebihan. Makanan harus mempunyai rasa asli bahan makanan tersebut. Cara memasak atau penyiapan makanan hanya bertujuan menampilkan rasa asli dari bahan makanan. Makanan juga sama sekali tidak dimasak dengan bumbu yang berbau tajam. Masakan Jepang tidak mengenal teknik memasak yang bisa merusak penampilan bahan dan kesegaran bahan makanan.

Juru masak masakan Jepang dituntut serba bisa dalam berbagai bidang. Mereka dituntut memiliki keahlian dalam pengolahan bahan makanan, pengetahuan tentang alat-alat makan, serta pemilihan suasana yang tepat untuk menikmati makanan. Masakan Jepang sangat berbeda dari masakan Perancis yang sangat maju dalam pembagian keahlian di dapur dan pelayanan terhadap tamu di ruang makan.

Peralatan makan untuk masakan Jepang umumnya dibuat dari keramik, porselen, atau kayu yang dipernis dengan urushi. Di rumah keluarga Jepang, setiap anggota keluarga memiliki mangkuk nasi dan sumpit sendiri, dan tidak saling dipertukarkan dengan milik anggota keluarga yang lain. Sumpit yang dipakai bisa berupa sumpit kayu, sumpit bambu, atau sumpit sekali pakai. Sebelum teknik pembuatan keramik dikenal di Jepang, sebagian besar alat makan dibuat dari kayu yang dipernis. Alat makan dari porselen umumnya diberi hiasan gambar-gambar yang berfungsi sebagai penghias hidangan.

Masakan Jepang memiliki aturan yang sangat longgar menyangkut bentuk alat makan dari keramik. Piring bisa saja berwarna gelap atau berbentuk persegi empat, sehingga sangat mencolok dibandingkan piring makanan Eropa atau Amerika. Alat makan untuk makanan Jepang terlihat sangat berbeda dengan alat makan untuk masakan Cina atau Korea. Masakan Cina menggunakan piring bundar dari porselen dengan hiasan sederhana, sementara masakan Korea memakai porselen putih tanpa hiasan atau alat makan dari logam.

Continue reading...

Definisi Makanan Kahs Jepang


Masakan dan makanan Jepang tidak selalu harus berupa "makanan yang sudah dimakan orang Jepang secara turun temurun." Makanan orang Jepang berbeda-beda menurut zaman, tingkat sosial, dan daerah tempat tinggal. Cara memasak masakan Jepang banyak meminjam cara memasak dari negara-negara Asia Timur dan negara-negara Barat. Di zaman sekarang, definisi makanan Jepang adalah semua makanan yang dimakan orang Jepang dan makanan tersebut bukan merupakan masakan asal negara lain.

Dalam arti sempit, masakan Jepang mengacu pada berbagai berbagai jenis makanan yang khas Jepang. Makanan yang sudah sejak lama dan secara turun temurun dimakan orang Jepang, tapi tidak khas Jepang tidak bisa disebut makanan Jepang. Makanan seperti gyudon atau nikujaga merupakan contoh makanan Jepang karena menggunakan bumbu khas Jepang seperti shōyu, dashi dan mirin. Makanan yang dijual rumah makan Jepang seperti penjual soba dan warung makan kappō juga disebut makanan Jepang. Makanan yang mengandung daging sapi sering

dianggap bukan masakan Jepang karena kebiasaan makan daging baru dimulai sejak Restorasi Meiji sekitar 130 tahun lalu. Menurut orang di luar Jepang, berbagai masakan dari daging sapi seperti sukiyaki dan gyudon juga termasuk makanan Jepang. Dalam arti luas, bila masakan yang dibuat dari bahan makanan yang baru dikenal orang Jepang ikut digolongkan sebagai makanan Jepang, maka definisi masakan Jepang adalah makanan yang dimasak dengan bumbu khas Jepang.

Masakan Jepang sering merupakan perpaduan dari berbagai bahan makanan dan masakan dari berbagai negara. Parutan lobak yang dicampur saus sewaktu memakan bistik atau hamburg steak, dan salad dengan dressing parutan lobak merupakan contoh perpaduan makanan Barat dengan penyedap khas Jepang. Saus spaghetti yang dicampur mentaiko, tarako, natto, daun shiso atau umeboshi merupakan contoh makanan Barat yang dinikmati bersama bahan makanan yang memiliki rasa yang sudah akrab dengan lidah orang Jepang. Bistik dengan parutan lobak sebenarnya tidak dapat disebut sebagai makanan Jepang melainkan bistik ala Jepang (wafū steak). Berdasarkan aturan ini, istilah wafū (和風 ala Jepang) digunakan untuk menyebut makanan yang lazim ditemukan dan dimakan di Jepang, tapi dimasak dengan cara memasak dari luar Jepang.

Berdasarkan aturan wafū, beberapa jenis makanan sulit digolongkan sebagai makanan Jepang karena merupakan campuran antara makanan Jepang dan makanan asing:

  • Makanan Barat yang dicampur bahan makanan yang unik Jepang, seperti sarada udon (salad adalah makanan Barat tapi dicampur udon yang khas Jepang), kari, dan anpan (roti berasal dari Barat berisi ogura yang khas Jepang).
  • Makanan khas Jepang yang berasal dari luar negeri tapi dibuat dengan resep yang sudah diubah sesuai selera lokal, seperti ramen dan gyōza.
  • Makanan yang berdasarkan bahan dan cara memasak sulit diputuskan harus dimasukkan ke dalam kategori makanan Barat atau makanan Jepang, misalnya pork ginger dan butashōgayaki keduanya menunjuk pada makanan yang sama.

Sebagian besar ahli kuliner berpendapat masakan Jepang mudah sekali dibedakan dari masakan negara tetangga seperti masakan Korea dan masakan Cina. Walaupun demikian, sejumlah makanan Korea juga mendapat pengaruh dari masakan Jepang. Di Korea juga dikenal kimbab (futomakizushi), sup miso, dan takuan (asinan lobak) yang merupakan makanan khas Jepang.

Continue reading...

Tumpeng


Salah satu ciri khas makanan Indonesia dapat dilihat pada acara selamatan. Ini biasa dirayakan pada peristiwa-peristiwa penting seperti kelahiran anak, pindah rumah, pernikahan dan ulang tahun. Pada acara ini sering dihidangkan tumpeng. Ini adalah nasi yang berbentuk kerucut. Nasi yang digunakan bisa nasi putih atau nasi kuning. Lauk-pauk yang digunakan untuk tumpeng sangatlah beragam dan mencerminkan banyaknya varietas makanan Indonesia.





Continue reading...

Makana Indonesia


Makanan Indonesia mencerminkan perbedaan budaya yang terdapat di Indonesia. Makanan di Indonesia berbeda-beda tergantung dari daerah dan memiliki pengaruh dari bermacam-macam budaya, baik antara suku bangsa di Indonesia maupun dari budaya luar. Sepanjang sejarah Indonesia telah menjadi tempat perdagangan antara dua benua. Ini menyebabkan terbawanya banyak bumbu, bahan makanan dan teknik memasak dari bangsa Melayu, India, Timur tengah, Tionghoa dan Eropa. Semua ini bercampur dengan ciri khas makanan Indonesia tradisional, menghasilkan banyak varietas yang tidak ditemukan di daerah lain. Bangsa Spanyol dan Portugis, bahkan sebelum bangsa Belanda telah membawa banyak produk dari dunia baru ke Indonesia.


Berbagai jenis kue khas Indonesia

Di bagian barat dan bagian tengah Indonesia, makanan pokok biasa dimasak di pagi hari dan dimakan sekitar tengah hari. Di banyak keluarga tidak ada waktu makan tertentu, di mana semua anggota keluarga berkumpul. Inilah sebabnya banyak makanan dibuat untuk tahan lama, walau harus terletak di suhu kamar, selama beberapa jam. Makanan tersebut kemudian dipanaskan lagi untuk makan malam. Makanan di Indonesia biasa disajikan bersama dengan nasi, beberapa jenis lauk pauk dan sayur-mayur disajikan sebagai pelengkap nasi. Salah satu bumbu yang sangat sering dihidangkan adalah sambal.

Di bagian timur Indonesia, di mana makanan di sini dipengaruhi oleh budaya Pasifik, lebih sering ditemui sagu sebagai sumber karbohidrat.

Masakan yang populer di Indonesia tidak jauh berbeda dengan masakan Asia lainnya. Makanan yang berbumbu kecap dengan tahu dan tempe juga sangat populer. Tempe sangatlah cocok bagi cuaca tropis di Indonesia.


Penjual Bakso di Bandung

Di kota-kota banyak ditemui masakan Tionghoa-Indonesia seperti bakpao dan mie yang dijual di kedai-kedai di jalan raya. Salah satu ciri adaptasi masakan Tionghoa-Indonesia adalah bahwa jarang sekali digunakannya daging babi, melainkan daging sapi atau ayam. Ini dikarenakan mayoritas penduduk Indonesia yang beragama Islam. Selain itu juga sering digunakan bumbu-bumbu yang berciri khas Indonesia seperti sambal.

Selain itu juga banyak ditemui pedagang kaki lima di jalan-jalan, ini dinamakan menurut trotoar yang lebarnya 5 kaki. Mereka biasa menjual makanan di tenda-tenda di kota-kota, banyak dari pedagang kaki lima yang mempunyai cara unik untuk menarik pengunjung. Misalnya pedagang bakso yang memukul panci tempat bakso atau penjual mie ayam yang membunyikan sepotong bambu.

Rumah makan Padang yang banyak ditemui di berbegai daerah di Indonesia juga menjadi salah satu ciri khas makanan Indonesia. Rumah makan ini berasal dari tradisi Minangkabau dari Sumatra Barat. Di rumah makan ini berbegai lauk-pauk disajikan di piring-piring kecil. Pengunjung dapat memilih lauk yang disukainya dan membayar hanya yang dimakannya. Masakan ini biasanya pedas, dan salah satu yang terkenal adalah rendang.

Makanan Indonesia biasa dimakan dengan sendok di tangan kanan dan garpu di tangan kiri. Walau demikian tradisi untuk makan dengan tangan kanan, juga tersebar di berbagai daerah.

Berbeda dengan budaya barat, makanan Indonesia tidaklah biasa disantap secara berurutan, yaitu hidangan pembuka, hidangan utama dan hidangan penutup. Di Indonesia terkenal banyak ragam kue dan makanan ringan yang sebenarnya cocok untuk dimakan sebagai hidangan penutup. Meski demikian kue-kue lebih cenderung dijadikan sebagai hidangan sambilan, yang dimakan di waktu-waktu antara makan pagi, makan siang dan makan malam. Juga hidangan dan minuman penyegar seperti es campur, es teler, dan sebagainya dapat disajikan sebelum hidangan utama disajikan.

Continue reading...
 

delicious...... Copyright © 2009 Designed by Ipietoon Blogger Template In collaboration with fifa
Cake Illustration Copyrighted to Clarice